Laki-laki saleh dapat terlihat tanda-tandanya dari perilaku sehari-hari yang disebut adab. Ia cukup tahu apa yang sebaiknya dan tidak sebaiknya lakukan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442 menjelaskan tentang sebelas adab laki-laki terhadap dirinya sendiri sebagai berikutآداب الرجل في نفسه لزوم الجمعة والجماعة، ونظافة الملبس، وإدامة السواك، ولا يلبس المشهور ولا المحقور، ولا يطيل ثيابه تكبرًا، ولا يقصرها متمسكنًا، ولا يكثر التلفت في مشيته، ولا ينظر إلى غير حرمته، ولا يبصق في حال محادثت، ولا يكثر قعود على باب داره مع جيرانه، ولا يكثر لإخوانه الحديث عن زوجته وما في Adab suami terhadapa dirinya sendiri, yakni senantiasa melaksanakan shalat Jumat dan shalat berjamaah, senantiasa berpakaian bersih, tidak lupa bersiwak atau gosok gigi, menghindari mengenakan pakaian mewah atau sebaliknya hina, tidak memanjangkan pakaian karena bermaksud sombong, tidak memendekkan pakaian karena bakhil, tidak banyak menengok kesana kemari, tidak memandang kepada perempuan kecuali istrinya, tidak meludah ketika sedang berbicara, menghindari duduk-duduk di depan rumah bersama para tetangga, tidak membicarakan perihal istri dan rahasia rumah tangganya kepada teman. Pertama, senantiasa melaksanakan shalat Jumat dan shalat berjamaah. Setiap laki-laki yang memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana diatur dalam fiqih, wajib menunaikan shalat Jumat. Dengan kata lain, secara hukum laki-laki harus melaksanakan shalat Jumat, bisa sebagai imam atau sebagai makmum. Disamping itu, ia sebaiknya senantiasa shalat berjamaah untuk keseluruhan shalat lima waktu, baik di masjid ataupun di tempat lainnya. Hal ini tentu saja berbeda dengan perempuan yang memang tidak diwajibkan shalat Jumat. Kedua, senantiasa berpakaian bersih. Selalu berpakaian bersih dalam kehidupan sehari-hari merupakan akhlak yang baik bagi setiap laki-laki. Hal ini karena laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga menjadi contoh bagi seluruh anggota keluarganya. Dalam pergaulan di masyarakat, orang yang berpakaian bersih lebih mudah diterima dari pada yang senantiasa berpakaian kotor. Ketiga, selalu bersiwak/gosok gigi. Membersihkan mulut dengan kayu siwak atau gosok gigi dianjurkan di dalam Islam. Hal ini tidak saja baik untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi, tetapi juga mencegah timbulnya bau mulut yang tak sedap. Jika dikaitkan dengan shalat, hukumnya sunnah dan bermanfaat untuk memperkecil potensi batalnya shalat akibat menelan sisa makanan secara sengaja. Keempat, menghindari mengenakan pakaian mewah atau sebaliknya hina. Jika tak bisa menata hati, mengenakan pakaian mewah tidak saja bisa menimbulkan riya’ pada diri pemakainya, tetapi juga memancing timbulnya rasa iri pada orang-orang yang melihatnya. Oleh karena itu seorang lelaki tidak perlu berpakaian mewah. Sebaliknya memakai pakaian yang terlalu sederhana juga tidak baik karena bisa mendorong orang lain menghinanya. Hal terbaik adalah pakaian yang sedang-sedang saja moderat, yakni tidak mewah dan tidak pula terlalu sederhana. Kelima, tidak memanjangkan pakaian karena bermaksud sombong. Ukuran pakaian laki-laki, baik berupa celana, sarung, kemeja maupun lainnya, sebaiknya tidak kedodoran, misalnya terlalu longgar atau terlalu panjang. Pada saat harga sandang sangat mahal, tentu pakaian seperti itu mengesankan kesombongan. Di saat sekarang ketika harga sandang relatif murah, mengenakan pakaian seperti itu tetap tidak dianjurkan. Alasannya, bisa karena hal itu merupakan sikap berlebihan, dan apalagi jika di dalam hati terbesit niat yang tak baik, seperti pamer dan sombong. Keenam, tidak memendekkan pakaian karena bakhil. Bagi laki-laki, mengenakan pakaian ketat dengan alasan untuk penghematan, apalagi didorong sikap bakhil, tidak baik. Pakaian ketat sesungguhnya juga kurang baik dilihat dari segi kesehatan. Dari segi mobilitas, pakaian seperti ini juga menghalangi gerak fisik, misalnya sewaktu bekerja atau ketika shalat. Singkatnya pakaian yang tidak memadai mempersulit diri. Ketujuh, tidak banyak menengok ke sana kemari. Seorang laki-laki tidak sebaiknya suka tengok sana tengok sini alias bermata keranjang. Banyak hal negatif bermula dari pandangan mata lalu turun ke hati. Maka penting untuk menahan pandangan yang tak perlu sebab setan bisa saja sewaktu-waktu menggoda lalu membujuk hati seseorang untuk berbuat maksiat. Kedelapan, tidak memandang kepada perempuan kecuali istrinya. Kesalehan seorang laki-laki bisa tercermin dari seberapa kuat ia menjaga matanya dari memandang perempuan lain yang bukan istrinya. Artinya, semakin kuat seorang laki-laki menjaga matanya dari memandang perempuan yang bukan istrinya, semakin kecil godaan untuk berselingkuh. Ia cenderung setia pada sang istri dan tidak menginginkan hadirnya perempuan lain dalam relung hatinya. Kesembilan, tidak meludah ketika sedang berbicara. Saat sedang berbicara, seorang laki-laki sebaiknya tidak meludah di tempat ia berada. Sebaiknya jika ia ingin meludah karena ada keperluan, maka sebaiknya ia permisi dahulu kepada lawan bicara untuk meninggalkan tempat. Setelah itu ia kembali lagi ke tempat semula untuk meneruskan pembicaraannya. Ini juga termasuk adab berbicara. Kesepuluh, menghindari duduk-duduk di depan rumah bersama para tetangga. Seorang laki-laki yang sudah berkeluarga, tidak sebaiknya duduk-duduk di depan rumah tanpa tujuan yang jelas. Jika hanya bermaksud nongkrong bersama para tetangga, sebaiknya tidak lama-lama sebab dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang lain yang hendak datang bertamu ke rumah itu untuk keperluan tertentu. Disamping itu, untuk menghindari ghibah menggunjing pihak lain. Kesebelas, tidak membicarakan perihal istri dan rahasia rumah tangganya kepada teman. Suami istri ibarat sebuah baju yang saling menutupi kekurangan masing-masing. Seorang suami tidak sebaiknya menceritakan kekurangan-kekurangan istri ke sana ke mari hanya untuk mencari simpati. Tidak hanya itu, laki-laki yang sudah berkeluarga tidak sebaiknya membeberkan rahasia atau aib masing-masing anggota keluarganya kepada pihak lain. Jika bermaksud meminta saran dari seorang teman, pembicaraan seperti itu harus bersifat tertutup. Demikianlah nasihat Imam al-Ghazali tentang sebelas adab laki-laki terhadap dirinya sendiri. Jika diringkas, maka kesebelas adab itu meliputi shalat berjamaah; menjaga kebersihan badan dan pakaian; berpakaian sewajarnya, tidak bermata keranjang, memahami situasi saat berbicara, tidak suka nongkrong dan ngrumpi; dan menjaga rahasia rumah tangga sendiri. Kesebelas adab ini sekaligus merupakan sebagian dari tanda-tanda laki-laki saleh. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
Lakilaki semacam ini merupakan ciri laki laki sholeh dalam Islam yang kelak akan membina keluarga dalam Islam dengan aman dan nyaman. Sabar dan Pemaaf Lelaki yang selalu melakukan keutamaan sabar dalam Islam dan pemaaf akan selalu menghadapi setiap masalah yang dialami dengan kepala dingin dan tidak terburu buru dalam mengambil keputusan.Oleh Ustadz Aris Munandar, رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ “Para laki-laki sejati adalah orang yang perdagangan tijārah dan aktivitas menjual barang dagangan tidaklah melalaikannya dari berdzikir mengingat Allah, menegakkan shalat dan membayar zakat. Mereka pun merasa takut dengan hari Kiamat, hari jantung dan pandangan mata tidak bisa merasakan ketenangan” QS an-Nūr [24] 37. ADAPUN yang dimaksud dengan rijāl dalam ayat di atas menurut penjelasan Syaikh Abu Bakar Jābir al-Jazāiri adalah laki-laki yang beriman mu’minūn, laki-laki yang tulus beriman shādiqūn, laki-laki yang sangat baik abrār dan laki-laki yang bertakwa muttaqūn. Sehingga ayat ini membahas karakter laki-laki sejati, laki-laki ideal dengan keimanan, ketakwaan, ketulusan dalam melakukan kebaikan dan laki-laki yang senantiasa menghiasi hari-harinya dengan kebaikan. Hal ini diperjelas dengan latar belakang historis sabab nuzūl turunnya ayat di atas. Sālim meriwayatkan dari Ibnu Umar. Ibnu Umar bercerita bahwa ketika beliau berada di pasar shalat berjamaah ditegakkan maka semua laki-laki penghuni pasar menutup kios mereka masing-masing dan meninggalkan barang daganganya untuk masuk masjid. Mengomentari pemandangan ini Ibnu Umar mengatakan, “Ayat ini turun tentang mereka.” BACA JUGA 5 Rahasia Sukses Dagang ala Rasulullah ﷺ Berdasarkan informasi yang terdapat dalam kutipan di atas, ayat di atas berkaitan dengan para laki-laki yang kesibukan berdagang di pasar tidak menghalanginya untuk tetap rutin mengerjakan shalat dengan berjamaah di masjid. Oleh karena itu Muhammad Nawawi memaknai ayat di atas adalah berbakti bentuk perniagaan dan kegiatan bertransaksi jual beli tidaklah melalaikan mereka para laki-laki sejati untuk tetap hadir ke masjid dalam rangka taat kepada Allah dan tidak menghalangi mereka untuk mengerjakan shalat fardu pada waktunya dengan berjamaah. Menurut Syaikh Ahmad ash-Shāwi al-Māliki dzikrullahī dalam ayat di atas mencakup semua hak-hak Allah baik shalat ataupun lainnya. Mereka, para laki-laki sejati adalah orang yang aktivitas kerja mencari rizki tidaklah menghalanginya untuk menunaikan semua hak-hak Allah yaitu berbagai aktivitas ibadah terutama sejumlah ibadah pokok yaitu menegakkan shalat secara berjamaah di masjid dan membayar zakat. Ibnu Abbas mengatakan, “Jika waktu membayar zakat telah tiba mereka tidak menahan penyaluran zakatnya.” Dalam ayat di atas disebutkan perdagangan tijārah dan aktivitas menjual barang dagangan ba’i padahal aktivitas menjual itu bagian dari perdagangan. Mengenai relasi makna dua kata ini ada beberapa tafsiran dari para ulama tafsir. Pertama, yang dimaksud dengan tijārah dalam konteks ayat ini adalah aktivitas membeli barang dagangan kulakan. Pertimbangan pemaknaan seperti ini adalah disebutkannya aktivitas menjual barang setelah tijārah. Sehingga mengingat kaedah tafsir bahwa makna suatu kata itu bisa diketahui dengan melihat kontrasnya maka makna tijārah adalah aktivitas membeli barang dagangan karena kontras dari menjual adalah membeli. Kedua, tafsiran dari al-Farā’ dan al-Wāqidi. Menurut keduanya yang dimaksud dengan tijārah adalah para importir dan orang yang mendatangkan barang dagangan dari lain daerah. Sedangkan yang dimaksud dengan ba’i adalah aktivitas jual beli tanpa melakukan kegiatan safar ke luar daerah. Ketiga, tijārah dalam konteks ayat ini adalah semua bentuk kegiatan produktif yang menghasilkan keuntungan baik perdagangan, sewa menyewa, industri, jasa dll. Sedangkan yang dimaksud dengan ba’i adalah perdagangan jual beli. Keempat, tijārah adalah aktivitas perdagangan jual beli. Sedangkan ba’i adalah aktvitas menjual barang dagangan saja. Alasan aktivitas menjual barang dagangan disebutkan secara mandiri dalam ayat ini adalah karena kesibukan melayani konsumen dan pelanggan itu lebih menghalangi seorang pedagang dari berbagai macam kegiatan ibadah. Banyak pedagang yang khawatir kehilangan pelanggan jika mereka tinggalkan pembeli ketika waktu shalat sudah tiba. Di samping itu keuntungan yang didapatkan dari kegiatan menjual barang itu riil dan ada di depan mata. Lain halnya dengan aktivitas membeli baca kulakan. Keuntungan dari aktivitas kulakan itu masih meragukan dan baru akan terwujud di masa depan. Oleh karena itu hampir-hampir aktivitas ini tidak menyibukkan dari ibadah. Penjelasan global untuk ayat di atas disampaikan oleh Abdurrahman bin Nāshir as-Sa’di sebagaimana berikut ini Yang tetap bertasbih mensucikan Allah di waktu pagi dan petang adalah sejumlah laki-laki. Laki-laki seperti apa? Mereka adalah laki-laki yang tidak menomorduakan Allah karena dunia penuh kenikmatan atau pun perdagangan dan aktivitas mencari rizki yang melalaikan dari Allah. Sedangkan yang dimaksud dengan tijārah adalah semua aktivitas dalam rangka mencari keuntungan semua kegiatan bisnis. Sehingga ba’i jual beli/perdagangan dalam ayat ini adalah bagian dari tijārah. Aktivitas jual beli/perdagangan disebutkan secara khusus dari sekian banyak kegiatan bisnis karena sering kali orang itu lebih tersibukkan dari ibadah karena aktivitas perdagangan dibandingkan aktivitas bisnis lainnya. BACA JUGA Para Pemain Besar Turun ke Jalan Jajakan Dagangan Para laki-laki hebat tersebut meski mereka melakukan kegiatan bisnis, membeli barang dagangan dan menjualnya yang bukanlah merupakan aktvitas terlarang namun semua aktvitas bisnis tersebut tidaklah menyebabkan mereka lebih mengutamakan dan menomosatukan bisnis dari pada aktivitas mengingat Allah, menegakkan shalat dan membayar zakat. Bahkan mereka memiliki prinsip bahwa ketaatan kepada Allah dan ibadah kepada Allah adalah orientasi utama dan pertama dalam hidupnya. Semua yang menghalangi terwujudnya orientasi ini akan mereka tolak. Meninggalkan aktivitas duniawi itu berat bagi banyak orang. Aktivitas mencari uang dengan melakukan berbagai kegiatan bisnis itu disukai banyak orang. Umumnya laki-laki itu merasa berat untuk meninggalkannya. Banyak orang harus bersusah payah untuk bisa lebih mengutamakan hak Allah dari pada bisnis. Karena pertimbangan-pertimbangan di atas maka pada bagian akhir ayat Allah sampaikan faktor pendorong yang bisa melawan itu semua dalam rangka memotivasi sekaligus menakut-nakuti. Mereka, para laki-laki sejati itu merasa takut dengan hari Kiamat, hari jantung berdegap kencang dan pandangan mata tidak pernah bisa tenang. Hal ini terjadi karena hari tersebut demikian mengerikan dan mengganggu kenyamanan jantung dan badan. Mereka takut dan khawatir dengan hari tersebut. oleh karena itu mudah bagi mereka melakukan berbagai amal shalih dan meninggalkan aktivitas bisnis yang menghalangi dari kegiatan ibadah. [] SUMBER PENGUSAHA MUSLIM
Tapilelaki pemalu ni bukan jenis yang akan datang approach anda ajak dating. Kalau anda berkenan dengan lelaki pemalu, berikut adalah 5 tips untuk memikat hati mereka: 1. Anda perlu berani dan proaktif: masyarakat expcet lelaki haruslah tak malu dan perempuan yang sepatutnya jadi malu-malu.Kehadiran anak tentu menjadi idaman setiap pasangan suami istri. Tak sedikit pula yang berharap agar dikarunia anak laki-laki. Bagaimana panduan mendapatkan anak laki-laki menurut ulama sebagaimana disarikan dari tuntunan Islam? Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI yang juga anggota pengurus Lembaga Dakwah PBNU, KH Abdul Muiz Ali, sebagaimana dikutip dari menjabarkan sebagai berikut Dulu sebelum Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam diutus, kebiasaan bangsa Arab menjadikan anak perempuan sebagai aib dalam keluarganya. Mereka tidak senang jika mendengar kabar kalau anaknya melahirkan bayi perempuan. Stigma negatif dan diskriminatif terhadap jenis anak perempuan pada zaman jahiyah dikisahkan dalam Alquran وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَٰرَىٰ مِنَ ٱلْقَوْمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦٓ ۚ أَيُمْسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُۥ فِى ٱلتُّرَابِ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ ”Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, wajahnya menjadi hitam merah padam dan dia sangat marah. Lalu dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang diterimanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah hidup-hidup? Ingatlah, alangkah buruknya putusan yang mereka tetapkan.” QS An Nahl 58-59. Nabi Muhammad SAW hadir membawa risalah suci mengentas hak dan martabat perempuan. Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad telah mengubah dan menghilangkan perlakuan jahiliyah, termasuk cara menempatkan dan memperlakukan orang perempuan. Dalam ajaran Islam tidak membenarkan perilaku diskriminatif antara laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada warna kulit, adat, suku dan jenis kelamin. Manusia dimuliakan atas dasar ketakwaan dirinya kepada Allah SWT يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal." QS Al Hujarat 13 Pesan Alquran yang universal ini telah menghapus kasta dalam masyarakat Arab. Nasab, harta, bentuk rupa, jenis kelamin atau status pekerjaan yang menentukan keutamaan hamba Allah, tetapi ketakwaan. إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكْم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ “Sungguh Allah tidak melihat bentuk dan rupa kalian, melainkan melihat hati iman dan takwa kalian.” HR Muslim Islam tidak melarang berusaha ihtiyar bagi pasangan suami istri agar dikaruniai anak laki-laki. Yang tidak boleh itu "mengingkari" atau tidak senang atas pemberian Allah jika keduanya dikaruniai anak perempuan. Menurut Imam Al Ghazali, kita tidak boleh beropsesi punya anak laki-laki lalu kemudian mengeyampingkan nikmat Allah berupa anak perempuan. Karena sama-sama tidak tahu dihari kemudian, mana diantara mereka antara anak laki dan perempuan yang lebih sayang kepada kedua orangtuanya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
InspirasiNama Bayi Laki-Laki Islam dalam Al Quran Lengkap dari A-Z serta Artinya Kastolani · Senin, 30 Agustus 2021 - 07:30:00 WIB Nama bayi laki-laki islam dalam Al Quran patut dijadikan acuan bagi pasangan suami istri yang menginginkan nama anaknya yang baik. Shadiqin: Orang yang membenarkan atau teman sejati. 7. Syafi'i: Orang yang
LELAKI itu berbeda dengan perempuan. Seperti halnya perempuan, lelaki diberikan kelebihan oleh Allah SWT. Namun, dalam Islam, kelebihan itu tidak hanya berkutat di soal fisik belaka. Ada mekanisme teknis akhlak dalam hal ini. Akhlak inilah yang membedakan seorang lelaki biasa dan seorang lelaki Muslim. Adapun seorang laki-laki Muslim mempunyai beberapa sifat yang seharusnya melekat pada dirinya. Di antaranya adalah 1. Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama 2. Ikhlas menjadi dasar hidupnya 3. Taqwa menjadi bekal hidupnya 4. Taat menjadi karakteristik khasnya 5. Shalat dan sabar merupakan kekuatannya 6. Tsabat teguh merupakan sikap hidupnya 7. Ukhuwah Islamiyah menjadi pengikat hatinya 8. Tidak mengenal sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur 9. Ruang jiwanya dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam mencapai hadaf tujuan baik mereka 10. Detik-detik malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah 1779. 7626; 11. Senantiasa risau dan amat takut akan azab Neraka Jahanam 12. Punya ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya 13. Tidak menyekutukan Allah, dan tidak menantang menyalahi perintah Allah 14. Tidak menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun 15. Hatinya lurus dan hidup subur, dengan iman yang benar 16. Senantiasa menginginkan kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi 17. Senantiasa Jjujur dalam perkataan dan perbuatan; 18. Senantiasa menjaga tali silaturrahmi; 19. Senantiasa menjaga amanah yang diberikan; 20. Senantiasa menjaga hak tetangga; 21. Senantiasa memberi kepada yang membutuhkan; 22. Senantiasa membalas kebaikan orang lain; 23. Senantiasa memuliakan tamu; 24. Memiliki sifat malu; 25. Senantiasa menepati janji; 26. Tubuhnya sehat dan kuat Qowiyyul jismi; 27. Berakhlak baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; Matiinul khuluqi; 28. Senantiasa Shalat tepat pada waktunya; 29. Senantiasa memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid; 30. Senantiasa membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya; 31. Sederhana dalam urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat; 32. Paling suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar; 33. Paling berhati-hati dengan lidahnya menjaga lidah; 34. Senantiasa cinta pada keluarganya; 35. Paling lambat marahnya; 36. Senantiasa memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat Nabi; 37. Senantiasa suka dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah; 38. Senantiasa menjaga wudhu; 39. Senantiasa menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib; 40. Senantiasa menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha; 41. Paling cinta dan hormat padakedua orang tuanya, terutama ibunya; 42. Cerdas / Pikirannya intelek Mutsaqoful fikri; 43. Aqidahnya bersih/lurus Saliimul aqiidah; 44. Ibadahnya benar Shohiihul ibaadah; 45. Rendah hati Tawadhu’; 46. Jiwanya bersungguh-sungguh Mujaahadatun nafsi; 47. Mampu mencari nafkah Qaadirun’alal kasbi; 48. Senantiasa menjaga dan memelihara lidah/lisan Hifdzul lisaan; 49. Senantiasa istiqomah dalam kebenaran Istiqoomatun filhaqqi; 50. Senantiasa menundukkan pandangan terhadap lawan jenisdan memelihara kehormatan Goddhul bashor wahifdzul hurumat; 51. Senantiasa lemah lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain Latiifun wahubbul’afwi; 52. Benar, jujur, berani dan tegasAl-haq, Al-amanah-wasyaja’ah; 53. Selalu yakin dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam Mutayaqqinun fil’amal; 54. Senantiasa pandai memanfaatkan waktu untuk dunia dan akhirat Hariisun’alal waqti; 55. Sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi orang lain Naafi ’un lighoirihi; 56. Senantiasa menghindari perkara yang samar-samar Ba’iidun’anisy syubuhat; 57. Senantiasa berpikir positif dan membangun Al-fikru wal-bina’; 58. Senantiasa siap menolong orang yang lemah Mutanaashirun lighoirihi; 59. Senantiasa berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita Asysyidda’u’alal kuffar; 60. Senantiasa mengingat akan datangnya kematian; []Secara bahasa lelaki memiliki makna kekuatan, disebutkan dalam salah satu literatur “Kata Ar-Rajulu/ lelaki adalah kata yang sudah sangat dikenal, bentuk jamaknya adalah Rijal, ia terambil dari kara Ar-Rujlah yang artinya kekuatan.” Al-Bahrul Muhith Fittafsir 2/438. Sifat dan karakter lelaki sejati adalah sesuatu hal yang mulia, baik lagi terpuji. Sifat ini dipuji oleh Allah di dalam Al-Qur’an, dan dipuji pula oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam di dalam banyak hadits beliau yang shahih. Namun dewasa ini utamanya di era modern, sifat dan karakter yang terpuji ini mulai mengalami kelunturan, degradasi dan penurunan. Semakin ia meluntur, semakin ia berkurang, semakin menghilang pula keutamaan seorang lelaki. Banyak penyebabnya ; ada yang dikarenakan kejahilan sehingga ia tidak memahami apa dan bagaimana sifat dan karakter lelaki yang sejati. Bisa juga karena rusaknya pergaulan, adapula yang karena faktor tasyabbuh, suka meniru perilaku orang-orang fasiq dan kafir. Adapula karena mengikuti hawa nafsu dan banyak faktor lainnya. Apa dan bagaimana sebenarnya sifat dan karakter lelaki sejati menurut syariat Islam, berikut ini adalah catatan ringkas tentang hal tersebut. Puncak Kelelakian Seseorang Seseorang baru akan mencapai puncak sifat kelelakiannya pada usia empat puluh tahun sebagaimana hal tersebut dinyatakan di dalam kitab Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ “Dan tatkala ia telah mencapai usia dewasa serta matang, kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu, demikianlah kami membalas orang-orang yang berbuat baik.” QS An-Naml 14. “Di dalam firman Allah ta’ala wastawaa/ telah matang terdapat isyarat akan satu kondisi yang dialami Musa saat beliau menerima risalah Tuhannya. Beliau tidaklah menerima risalah ini melainkan setelah menjadi seorang lelaki yang sempurna, yaitu tatkala usia beliau mencapai empat puluh tahun. Dimana seorang manusia pada usia itu telah menyempurnakan seluruh sebab-sebab kelelakian di dalam jasad dan akalnya, sebagaimana firman Allah ta’ala Hingga apabila ia telah mencapai usia dewasa dan telah mencapai usia empat puluh tahun.'” At-Tafsirul Qur’ani Lil Qur’an 10/320. Keutamaan Sifat Lelaki Sejati Banyak ayat dan hadits yang menjelaskan sifat serta karakter lelaki yang sejati, diantaranya dijelaskan bahwa ia merupakan karakter asli seorang pemimpin, Allah ta’ala berfirman ; الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ “Para lelaki adalah pemimpin bagi para wanita.” QS An-Nisa’ 34. Salah seorang ulama ahli tafsir menyatakan tatkala menafsirkan ayat ini ; “Ayat ini merupakan penetapan bagi kepemimpinan kaum lelaki atas wanita berdasarkan keistimewaan yang Allah berikan berupa sifat lelaki sejati yang tidak dimiliki oleh kaum wanita.” Aisarut Tafasir 1/213. Allah ta’ala juga berfirman tatkala menjelaskan keutamaan sifat lelaki sejati ; وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ “Dan tidaklah kami mengutus sebelum engkau melainkan para lelaki yang telah kami berikan wahyu kepada mereka.” QS Yusuf 109. Al-Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan tatkala menjelaskan makna ayat ini ; “Dan Allah ta’ala memberikan kepada nabi-Nya shalallahu alaihi wa sallam di dalam hal itu kesempurnaan sifat lelaki sejati serta kekuatan agar mampu melaksanakan urusan istri-istri beliau dan hak mereka. Ini bukan satu hal yang diingkari pada diri para nabi alaihimus shalatu wassalam, karena para nabi adalah para lelaki yang paling sempurna sifat kelelakiannya.” Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz 6/259. Motivasi Wajib bagi para lelaki kaum muslimin untuk senantiasa berhias dengan sifat dan karakter lelaki yang sejati. Dengan itulah mereka akan meraih kemuliaan di dunia dan di akhirat. Terlebih lagi bagi para penuntut ilmu agama, mereka adalah manusia yang paling berhak untuk berhias dengan sifat-sifat ini ; “Diantara adab penuntut ilmu, hendaknya ia menghiasi dirinya dengan sifat lelaki sejati, penulis menyatakan ; Adab yang kesembilan adalah berhias dengan sifat-sifat lelaki sejati, seperti pemberani, kuat dan kokoh berdiri di atas kebenaran, berakhlak mulia, mengerahkan segenap daya dan upaya untuk melakukan kebaikan dengan semaksimal mungkin. Maka dari itu berhati-hatilah dari sifat yang bisa mengikis sifat kelelakian seperti mudah patah arang, sedikitnya kesabaran, akhlak yang buruk. Karena ia melemahkan ilmu, serta memotong lisan dari menyampaikan kebenaran.” Dirosah Maudhu’iyyah Lil Ha’iyyah Walum’atil I’tiqad 6/6. Diantara sifat dan karakter lelaki yang sejati yang bisa kami sebutkan di sini adalah ; Senantiasa istiqamah di atas ajaran tauhid Allah ta’ala berfirman ; مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا Di antara orang-orang mukmin itu ada para lelaki yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah janjinya.” QS Al-Ahzab 23. Syaikh Abdul Karim bin Yusuf Al-Khatib menyatakan tatkala menjelaskan makna dari ayat yang mulia ini “Di dalam firman Allah ta’ala Rijaal/Para lelaki sejati merupakan bentuk isyarat bahwa mereka ini adalah manusia yang telah sempurna sifat kelelakiannya, selamat sifat kemanusiaannya. Sehingga mereka merupakan para lelaki sejati yang sesungguhnya, yang tidak berkurang sifat kemanusiaan mereka sedikitpun. Kekufuran, kesyirikan, kemunafikan, lemahnya iman, ini semuanya adalah penyakit yang busuk yang bisa merusak kemanusiaan seseorang. Serta bisa menghilangkan sifat kelelakian seseorang. Maka lelaki sejati yang sesungguhnya adalah para lelaki yang terbebas akalnya dari berbagai kesesatan, ruhnya jernih dari kotoran, hatinya juga selamat dari penyimpangan.” At-Tafsirul Qur’an Lil Qur’an 11/680. Dari sini kita memahami bahwa lelaki yang sejati adalah lelaki yang kuat ketauhidannya kepada Allah ta’ala. Dan mustahil seseorang bisa mencapai derajat ini kecuali dengan mempelajari tauhid ini dengan seksama, tekun, teliti, dalam waktu yang lama serta menjadikan tauhid ini sebagai prioritas utamanya di dalam belajar, beramal dan berdakwah. Para nabi adalah manusia yang paling mampu merealisasikan sifat dan karakter lelaki sejati dalam kehidupan mereka. Karena perhatian mereka senantiasa tertumpu kepada tauhid bahkan pun di saat-saat terkahir kehidupan mereka. Allah ta’ala mengisahkan أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ “Adakah kamu hadir tatkala Ya’qub kedatangan tanda-tanda kematian, ia berkata kepada anak-anaknya ; Apa yang kamu sembah sepeninggalku nanti?’ Mereka menjawab ; Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail, Ishaq, yaitu Tuhan yang yang Maha tunggal dan kami hanya tunduk kepada-Nya.” QS Al-Baqarah 133. Senantiasa berdzikir Allah ta’ala berfirman الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah pada saat berdiri, duduk dan pada saat berbaring. Dan mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi seraya berkata, wahai Tuhan kami tidaklah engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha suci Engkau maka lindungilah kami dari siksa nereka.” QS Ali Imran 190 Senantiasa mendirikan shalat dan meninggalkan semua hal yang memalingkan ia dari aktifitas tersebut. Para lelaki sejati adalah orang-orang yang tidak dilenakan oleh perniagaan, perdagangan, bisnis sehingga mereka lalai dari menegakkan shalat wajib. Mereka memiliki prinsip hidup bahwa tugas utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah ta’ala. Dan diantara yang terpenting dari sekian banyak ibadah adalah menegakkan shalat. Disebutkan dalam salah satu riwayat ; “Satu ketika Amr bin Dinar bersama dengan Salim bin Abdillah, ia berkata ; Dahulu aku pernah berjalan menuju ke masjid bersama Salim bin Abdillah. Dan kami melewati pasar kota Madinah sementara para pedagang telah berangkat menunaikan shalat. Mereka menutupi dagangan mereka. Salim lantas memandang kepada barang-barang dagangan tersebut tidak ada satupun yang menunggui, ia lantas membaca ayat ; Para lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah Ia lantas berkata ; Yang dimaksud oleh ayat ini adalah mereka.” Lihat Umdatut Tafsir 2/666, Tafsir Ibnu Katsir 10/252. Sa’id bin Abil Hasan dan Adh-Dhohhak menyatakan tatkala menafsirkan ayat tersebut “Mereka adalah para lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari menegakkan shalat tepat pada waktunya.” Tafsir Ibnu Katsir 10/252. Senantiasa menolong Rasul & istiqamah di atas jalan dakwah Allah ta’ala berfirman وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ “Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota yang jauh bergegas-gegas seraya berkata “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah dari kota ini sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”. QS Al-Qashash 20. BACA JUGA Solusi Agar Tetap Istiqomah Setelah Hijrah penghalang istiqomah Qonaah Sifat Muslim Terpuji Semoga bermanfaat, Wallahu ta’ala a’lam. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Abul Aswad Al Bayati حفظه الله Jum’at, 16 Syawwal 1441 H/ 19 Juni 2020 M Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. Dewan konsultasi Bimbingan Islam BIAS, alumni MEDIU, dai asal klaten Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله klik disiniAdapundalam masyarakat agraris, kaum perempuan pada umumnya tersisih dari peranan produktif secara ekonomi, dan produksi lebih didominasi oleh laki-laki. Laki-laki mengendalikan produksi, sementara perempuan terpojok untuk menjalankan fungsi-fungsi kerumahtanggaannya. Dalam masyarakat ini, berkembang pola domestik dan publik. Bagi sebagian kaum adam, menjadi cowok sejati adalah tentang kekuatan, kekuasaan dan kekayaan. Gak heran jika mereka selalu disibukkan dengan pekerjaannya, bahkan hingga lupa waktu untuk dirinya sendiri dan benarkah bahwa menjadi cowok sejati itu dinilai dari tiga hal tersebut? Sadar gak bro, jika sebenarnya hadits Nabi Muhammad SAW juga memberikan tuntunan untuk kita kaum cowok untuk menjadi seorang laki-laki sejati, lho. Penasaran? Yuk langsung Memperlakukan perempuan dengan baikinstagram/teukuwisnu “Yang paling sempurna imannya di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada istri-istrinya.” HR. Turmudzi Saat kita mendengar akhlak, kita pasti berprasangka sebuah karakter, sikap dan sifat yang sempurna. Namun bukankah kita hanyalah manusia biasa yang tak lepas dari khilaf dan yang baik tentunya harus kita terus pelajari untuk membuat diri kita lebih baik. Namun salah satu ciri yang mampu membuat seorang cowok menjadi sejati adalah bagaimana mereka memperlakukan wanita, entah itu istri, ibu ataupun perempuan pada mereka memperlakukannya dengan baik, bisa dipastikan jika mereka adalah cowok sejati. Namun sekaya dan sekuat apapun seorang cowok, jika mereka memperlakukan wanita dengan buruk dipastikan cowok tersebut pun buruk Jaga pandanganinstagram/teukuwisnu "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” An-Nur ayat 30Sederhananya cowok sejati itu gak jelalatan matanya dan mampu menjaga pandangan. Cowok memang dikenal sulit jaga mata, gak heran muncul istilah mata keranjang. Namun jika kamu bisa menjaga pandangan mata, selain berpahala, dijamin deh bakalan jadi cowok idaman para kaum hawa. Baca Juga 5 Ketakutan Cowok ini Jadi Bukti Kalau Dia Peduli Sama Kamu 3. Bermanfaat untuk orang laininstagram/teukuwisnu “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no3289. Sebanyak apapun harta yang kita miliki tak akan menjadi sebuah kebahagiaan jika hanya kita simpan untuk diri sendiri. Kebahagiaan justru akan kita dapatkan saat berbagi dengan orang lain. Dan bukankah menjadi cowok sejati adalah tentang memberikan kebahagiaan untuk diri dan orang lain?4. Mampu mengontrol emosiinstagram/teukuwisnu Darinya Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Orang kuat itu bukanlah orang yang jago bergulat. Akan tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah." Muttafaq Alaihi Cowok memang identik dengan makhluk yang lebih kuat secara fisik. Namun kekuatan fisik tidak menjadi sebuah patokan mereka adalah cowok sejati. Kemampuan seorang cowok mengontrol emosi justru yang menjadikan mereka lebih berkarisma lho. Bahkan berdasarkan hadis di atas orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan Memahami perempuan dengan lemah lembutinstagram/teukuwisnu “Berpesanlah yang baik terhadap wanita. Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Yang paling bengkok dari rusuk adalah yang paling atas. Jika kamu meluruskannya, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu biarkan, akan terus bengkok. Maka berpesanlah yang baik terhadap wanita.” HR. Bukhari dan Muslim Sudah menjadi sifat alami jika wanita adalah makhluk yang lemah lembut. Oleh karena itu mereka pun harus dihadapi dengan sikap yang sama lembutnya. Di sisi lain cowok adalah makhluk yang identik dengan ego yang tinggi dan terlihat sangat kontras, tetapi justru di sanalah letak kesejatian seorang cowok saat dimana mereka mampu memahami, menasihati dan memperlakukannya dengan lemah tak mudah dan faktanya cewek memang sulit dipahami, tapi di sanalah justru letak keindahannya juga Baik agamanyainstagram/teukuwisnu “Wanita biasanya dinikahi karena empat hal karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya keislamannya. Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” HR. Bukhari-Muslim Satu hal yang harus dipahami tentang hadits diatas adalah hal tersebut juga berlaku bagi seorang laki-laki. Jika kamu cewek yang sedang mencari cowok idaman maka hal yang paling utama adalah Sederhananya, agama selalu memberikan aturan untuk meraih kebahagiaan dan pasti berisi kebaikan. Mereka yang bisa menaati perintah Tuhannya dengan baik dan benar dipastikan juga mampu menjadi seorang manusia sejati. Baca Juga Hai Cowok! Ikuti 6 Tips Berikut untuk Tampil Stand Out Setiap Hari IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. oFpT.